Sunday 31 January 2016

PERKATAAN NABI SAW KEPADA SUWAID BIN HARIS DAN SAHABATNYA R.A, "SIAPA KALIAN?" DAN JAWABAN MEREKA

Telah di kemukakan sebelumnya dalam bab "Dakwah kepada Allah dan Rasul-Nya" hadits dari Suwaid bin Haris r.a, katanya; Aku adalah utusan ketujuh dari tujuh orang kaumku untuk menghadap Rasulullah saw. Maka ketika kami memasuki ruangan beliau, kami pun berbincang-bincang dengan beliau saw. Kemudian beliau merasa heran dengan bagus dan bentuknya perhiasan kami. Maka beliau bersabda, "Siapa kalian?"

    Kami menjawab, "Orang mukmin".

    Maka Rasulullah saw tersenyum dan bersabda, "Sesungguhnya setiap pernaytaan ada hakikatnya. Apa hakikat dari perkataan dan iman kalian?".

    Suwaid r.a menjawab, "Lima belas macam yang engkau perintahkan kami kami untuk beriman kepadanya; lima belas macam yang engkau perintahkan kami untuk mengamalkannya; dan lima belas macam akhlak kami yang telah kami miliki pada zaman jahiliyah yang kami masih berpegang kepadanya kecuali jika engkau membenci darinya".

    Lalu dia menyebut hadits dalam Iman kepada Allah dan Malaikat-Nya; kitab-Nya; Rasul-Nya; takdir baik maupun buruk dan rukun islam serta akhlak yang bagus.

Monday 25 January 2016

PERKATAAN NABI SAW KEPADA MU'AD, "BAGAIMANA KEADAANMU PAGI INI?" DAN JAWABAN MU'AD R.A

Abu Nuaim mengeluarkan hadits dalam kitab Hilyah juz 1 halaman 242 dari Anas bin Malik r.a katanya; Sesungguhnya Mu'ad bin Jabal masuk menemui Rasulullah saw lalu Rasulullah saw berkata kepadanya, "Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai mu'ad? "

    Mu'ad r.a menjawab, "Pagi ini saya dalam keadaan beriman kepada Allah".

    Nabi saw berkata, "Sesungguhnya setiap perkataan ada kejujurannya dan setiap hak ada hakekatnya maka apa hakekat kejujuran perkataanmu itu? "

    Mu'ad r.a berkata, "Wahai Nabi Allah! Tidaklah saya memasuki pagi ini kecuali saya mengira tidak akan menemukan sore lagi, dan tidaklah saya memasuki sore kecuali mengira tidak akan menemukan pagi lagi, dan tidaklah saya melangkah kecuali dengan mengira tidak akan melakukan langkah berikutnya. Dan seolah-olah saya melihat umat Jatsiah yang diajak kepada kitabnya. Bersamanya ada Nabi dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. Seakan-akan saya melihat siksa ahli neraka dan ganjaran pahala ahli Jannah. "

    Nabi saw bersabda, "Kamu mengetahui, maka tetaplah padanya".

Tuesday 12 January 2016

PERKATAAN NABI SAW KEPADA HARIS BIN MALIK,"BAGAIMANA KEADAANMU PADA WAKTU SHUBUH?" DAN JAWABAN HARIS R.A

Ibnu Asakir mengeluarkan sebuah hadits dari Anas r.a, katanya; Suatu ketika Rasulullah saw memasuki masjid, sementara Haris dalam keadaan sedang tidur, kemudian beliau saw menggerak-gerakan kaki Haris seraya berkata, "Angkatlah kepalamu".
    Maka Haris r.a mengangkat kepalanya sambil berkata, "Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah".
    Lalu Rasulullah saw berkata, "Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Haris bin Malik? ".
    Haris r.a berkata, "Pagi ini, ya Rasulullah, saya dalam keadaan mu'min yang hak".
    Nabi saw berkata, "Sesungguhnya setiap hak ada hakekatnya, maka apa hakekat sesuatu yang kamu ucapkan itu? "
    Haris r.a berkata, "Saya berpaling dari dunia, dan saya menahan haus pada siang hari dan berdiri pada malam hari, seakan-akan saya melihat Arasy Rabb saya dan seakan-akan saya melihat ahli Jannah di dalamnya, mereka saling berzarah, dan seakan-akan melihat ahli neraka saling berteriak-teriak".
    Lalu Nabi saw berkata kepadanya, "Kamu seorang yang Allah swt telah memberikan cahaya didalam hatimu, kamu tahu maka tetapkanlah pendirianmu itu".
    Imam Asakir mengeluarkan hadits dalam kitab Amtsal dari Anas r.a hadits serupa di atas, tetepi di dalam riwayatnya terdapat perkataan; Nabi saw bersabda, "Kamu melihat, maka tetapkanlah". Kemudian beliau bersabda, "Seorang hamba yang Allah swt telah memberikan cahaya iman di dalam hatinya".
    Kemudian Haris r.a berkata, "Wahai Nabi Allah! Doakanlah saya kepada Allah, agar saya mati syahid".
    Lalu Nabi pun mendoakannya.
    Perawi berkata; Suatu hari dia di panggil dengan "Wahai penunggang kuda Allah, naiklah ke kudaku". Dan dialah penunggang kuda yang pertama kali mati syahid.
    Sebagaimana di tulis dalam kitab Muntakhab Kanzul Umal juz 5 halaman 160.
    Ibnu Najar mengeluarkan hadits dari Anas r.a dia berkata; Suatu ketika Rasulullah saw berjalan, ketika itu ada seorang pemuda yang menghadapnya, lalu Nabi saw berkata kepadanya, "Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Haris?"
    Haris r.a berkata, "Pagi ini saya dalam keadaan mukmin yang hak kepada Allah".
    Lalu Nabi saw berkata, "Lihatlah apa yang kamu ucapkan! karena sesungguhnya setiap perkataan ada hakekatnya".
    Haris r.a berkata, "Wahai Rasulullah! Saya berpaling…. dst," lalu dia menyabutkan hadits semisal Asakir dengan ada tambahan pada bagian akhirnya.
    Sebagaimana dalam kitab Muntakhab juz 5 halaman 161.
    Ibnu Mubarak juga mengeluarkan hadits serupa dalam kitab Zuhud dari Shaleh bin Mismar dari jalan Ibnu Asakir. Dan dalam riwayatnya dikatakan; Nabi saw berkata, "Sesungguhnya setiap perkataan ada hakekatnya maka apa hakekat imanmu? ".
    Hafizh berkata dalam kitab Ishabah juz 1 halaman 289,dan haditsnya muadhal. Dan sebagaimana dikeluarkan Abdur Razzak dari Shaleh bin Masmar dan Ja'far bin Burqan, Mereka mengeluarkan dalam tafsirnya dari Yazid al Sulaimi dan telah dikemukakan dalam hadits mausul. Lalu dia menyebutkan hadits Anas r.a dab dia berkata, "Imam Thabarani dan Ibnu Mandah serta Thabarani mengeluarkan dalam kitab Tsubah dari jalan Yusuf bin Atiyah Asafar, tetapi dia adalah dhaif sekali. Baihaqi mengatakan bahwa hadits ini mungkar dan Yusuf tidak meruntutkan hadits ini, terkadang dia berkata "Haris", dan terkadang mengatakan "Harisah". Ibnu Shaid mengatakan bahwa hadits ini tidak tetap, dan Imam Bazaar juga meriwayatkannya dari Anas r.a Haisami mengatakan bahwa di dalamnya terdapat Yusuf bin Utiyah dan tidak di butuhkan.
    Sementara Thabarani meriwayatkan dari Haris bin Malik al Anshari r.a; Sesungguhnya dia lewat di depan Nabi saw lalu Nabi saw berkata kepadanya, "Bagaimana keadaan kamu pagi hari ini wahai Harisah?" Dan dia menyebutkan semisal haditsnya Ibnu Asakir.
    Haisami mengatakan bahwa di dalamnya ada Ibnu Lahiah dan di dalamnya ada orang yang tidak di butuhkan untuk terbukanya hadits tersebut.

Monday 11 January 2016

PERKATAAN SAHABAT R.A BAHWA PERTOLONGAN ITU BUKAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH ORANG

Akan dikemukakan dalam bab "Pertolongan", perkataan Tsabit bin Arqam r.a, "Wahai Abu Hurairah! Apakah engkau seakan-akan melihat jamaah yang banyak? ".

   Abu Hurairah r.a menjawab, "Ya".

   Dia berkata lagi, "Sesungguhnya engkau tidak menyaksikan perang Badar bersamaku, dan tidaklah pertolongan itu karena banyaknya orang".

    Dan perkataan Khalid ketika seorang laki-laki yang bersamanya, "Sungguh banyak sekali tentara Rum itu sedang tentara Muslim sedikit sekali".

   Khalid r.a berkata, "Sungguh sedikit tentara Rum dan banyak sekali kaum muslimin. Sesungguhnya banyaknya tentara adalah dengan pertolongan (Allah) dan sedikit adalah dengan tidak adanya pertolongan, bukan dengan jumlah laki-laki. Demi Allah, sungguh aku senang apabila Asyqar (nama kudanya Khalid) terbebas dan mereka lemah dalam hitungan mereka.

    Dan surat Abu Bakar r.a kepada Umar bin Ash r.a;
    Ama ba'du. Sungguh telah datang kepadaku surat engkau yang menyebutkan sesuatu yang di kumpulkan bangsa Rum, dan sesungguhnya Allah swt tidak akan menolong kami beserta Nabi-Nya saw dengan memperbanyak jumlah tentara. Dan sungguh, dulu kami berperang menyertai Rasulullah saw dan tidak ada bersama kami  kecuali dua ekor kuda, dan tidaklah bagi kami kecuali diiringi unta. Dan kami menyertai perang Uhud bersama Rasulullah saw, dan tidak bersama kami kecuali seekor unta yang dinaiki beliau saw, dan Allah telah memenangkan kami dan menolong kami atas orang yang menentang kami".

    Dalam bab terdahulu telah di kemukakan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar r.a terhadap pasukan Usamah r.a ketika sebagian orang Arab keluar ke berbagai arah dan sebagian mereka murtad, sehingga terlihatlah dengan jelas siapa orang-orang yang munafik. Yahudi dan Nasrani telah memanjangkan lehernya (memanfaatkan situasi). Ketika itu kaum muslimin bagaikan kambing yang kehujanan ketika hari sedang hujan, ketika Nabi saw telah tiada. Ditambah lagi karena sedikitnya jumlah kaum muslimin kala itu, sedangkan musuh sangat banyak. Lalu mereka berunding untuk membatalkan keberangkatan tentara Usamah.

    Maka dalam situasi menyedihkan itu Abu Bakar r.a berkata, "Apakah aku harus menahan pasukan yang telah di bentuk oleh Rasulullah? Sungguh aku telah berani menentang perintah besar itu. Dami Dzat yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya, bencinya orang Arab kepadaku lebih aku sukai daripada harus menahan keberangkatan tentara Usama yang telah diutus oleh Rasulullah. Berangkatlah wahai Usama bersama pasukanmu dengan sesuatu yang telah diperintahkan kepadamu, kemudian berperanglah. Jika Rasulullah saw telah memerintahkan kepadaku dari pinggiran kota Palestina dan atas ahli Mu'tah, maka sesungguhnya Allah akan mencukupi segala sesuatunya yang kamu tinggalkan".

    Juga perkataan Abdullah bin Rawahah r.a ketika berhadapan dengan musuh yang jumlahnya seratus ribu, "Wahai kaumku! Demi Allah, sesungguhnya mereka telah membenci perkara yang kalian justru keluar untuk mencarinya, yaitu syahid. Dan sesungguhnya kita memerangi manusia bukan dengan banyaknya jumlah pasukan dan besarnya kekuatan, akan terapi kita memerangi mereka demi agama ini, sehingga Allah telah memuliakan kita dengannya. Maka berangkatlah , sesungguhnya kita akan mendapatkan dua kemungkinan yang baik, kita menang atau mati syahid".

    Maka orang-orang berkata, "Demi Allah. Benar sekali perkataan Ibnu Rawahah itu".

    Dan beberapa kisah sahabat terkait perkara ini sudah banyak di kemukakan dalam bab ini, juga beberapa hadits, peperangan dan shirah, maka saya tidak perlu mengemukakan lebih panjang lagi.

Saturday 9 January 2016

NABI SAW MELIHAT SESUATU KETIKA MEMUKUL BATU PADA HARI KHANDAQ DAN NABI SAW MEMBERIKAN KABAR GEMBIRA KEPADA SAHABATNYA R.A DENGAN PERKARA ITU

Imam Nasa'i mengeluarkan hadits dari Abi Sukainah r.a, yaitu seorang laki-laki dari Bani Muhar Arin, dari seorang laki-laki sahabat Rasulullah saw, katanya; Ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk menggali parit, batu yang besar menghalangi mereka, lalu Nabi saw berdiri dan mengambil cangkul dan meletakkan selendangnya di pinggir parit seraya membacakan ayat yang artinya;
    "Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al Quran)  sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. al An'aam; 115)

    Lalu batu itu terbelah sepertiga bagian dan Salman berdiri serta melihatnya, kemudian timbul cahaya menyertai satu pukulan Rasulullah saw, kemudian beliau memukul yang ke dua kalinya dan membaca lagi ayat yang artinya;
"Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al Quran)  sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. al An'aam; 115)

    Lalu terbelah lagi sepertiga yang lain, Salman pun melihat hal ini dan terjadi kilat lagi. Kemudian Nabi saw memukul untuk ketiga kalinya dengan membaca yang artinya;
"Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al Quran)  sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. al An'aam; 115)

    Lalu terbelahlah sepertiga sisinya. Kemudian Rasulullah saw keluar lalu mengambil selendangnya dan duduk.

    Salman berkata, "Wahai Rasulullah saw…! Aku melihat ketika engkau memukul, maka setiap pukulannya selalu di sertai kilat".

   Nabi saw bersabda, "Wahai Salman!  Apakah engkau melihat seperti itu? "

    Salman r.a berkata, "Ya, Dami Dzat yang telah mengutus engkau dengan sesuatu yang hak, wahai Rasulullah".

    Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya ketika aku memukul satu pukulan yang awal, maka di angkatlah bagiku beberapa kota Kisra dan perkara yang ada di sekelilingnya dan kota-kota yang banyak, sehingga aku melihat dengan kedua mataku sendiri".

    Kemudian seorang lelaki dari kalangan sahabar berkata, "Ya Rasulullah. Berdoalah kepada Allah swt supaya Allah swt membukakan kota itu kepada kami dan kami mengambil anak-anak mereka dan merobohkan desa mereka dengan tangan-tangan kami".

    Lalu Rasulullah saw berdoa seperti itu.

    Nabi saw melanjutkan, "Kemudian aku memukul pukulan yang kedua, lalu diangkat bagiku kota-kota Kaisar dan perkara yang ada di sekelilingnya sehingga aku melihat dengan kedua mataku".

    Mereka berkata lagi, "Wahai Rasulullah!  berdoalah kepad Allah swt supaya Allah swt membukakan kota itu untuk kami, dan kami mengambil anak-anak mereka dan merobohkan desa mereka dengan tangan-tangan kami".

    Kemudian Rasulullah saw berdoa seperti itu,  lalu Nabi saw melanjutkan, "Kemudian aku memukul yang ketiga kalinya, lalu diangkatkan bagiku kota-kota Habasyah dan perkara yang ada di sekitarnya dari beberapa daerah sehingga aku melihat dengan kedua mataku".Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Ajaklah kepada Habasyah kepada sesuatu yang mereka mengajak kalian dan tinggalkanlah kalian dengan sesuatu yang mereka meninggalkab untuk kalian.".

    Ibnu Kasir berkata dalam kitab Bidayah juz 4 halaman102; "Beginilah Imam Nasa'i meriwayatkan dengan panjang." Dan sesungguhnya Abu Daud meriwayatkan, darinya; "Ajaklah kepada Habasyah sesuatu yang mereka mengajak kepada kalian dan tinggalkanlah sesuatu yang mereka meninggalkan kepada kalian".

    Ibnu Jarir juga mengeluarkan hadits seperti ini dari Amrin bin Aufi al Muzani,  lalu dia menyebutkan hadits, di dalamnya ada lafadz; Lalu datang Nabi saw kemudian mengambil cangkul dari Salman r.a, lalu beliau memukul batu dengan satu kali pukulan segingga terbelah dan memancarkan kilat yang menerangi perkara di antara kota Madinah sehingga seakan-akan seperti  lampu yang menerangi di tengah malam yang gelap gulita. Lalu Rasulullah saw bertakbir dengan takbir kemenangan dan kaum muslimin bertakbir juga, kemudian dia memukul yang kedua kalinya maka seperti itu juga, kemudian dia memukul yang ketiga kalinya maka seperti itu juga, dan melaporkan kaum muslimin beserta Salman kepada Rasulullah saw sekaligus mereka bertanya kepada beliau saw mengenai cahaya itu.

    Maka Nabi saw bersabda, "Sedungguhnya pada pukulan yang pertama, gedung-gedung kota Hirah dan kota Kisra telah menerangiku, seakan-akan berkilau dengan kilatan. Lalu Jibril a.s memberikan kabar kepadaku, sesungguhnya umatku akan menang atasnya. Dan pukulan yang kedua telah menerangi gedung-gedung yang berwarna kemerah-merahan dari bumi Rum, seakan-akan seperti berkilau dengan kilat, lalu Jibril a.s memberikan kabar kepadaku, bahwa sesungguhnya umatku akan menang atas mereka. Dan pukulan yang ketiga, memancar gedung-gedung pekerja, seakan-akan berkilauan dengan kilat, lalu Jibril a.s membeeikan kabar kepadaku, sesungguhnya umatku akan menang atas mereka, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka! "

    Lalu Rasulullah saw memberikan kabar kepada kaum muslimin dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah swt Yang Maha Benar Janji-Nya"

    "Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, "Inilah yang di janjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita".Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan". (Qs. al Ahzab; 22).

    Dan berkata orang-orang munafik, "Dia telah memberikan kabar kepada kalian, sesungguhnya dia melihat dari Yasrib gedung-gedung Hirah dan kota-kota Kisra, dan akan dibukakan bagi kalian,  sedangkan sekarang kalian menggali Khandaq dan kalian tidak kuasa untuk menampakkannya? "

    Lalu turun ayat ini bagi mereka yang artinya;
    "Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya". (Qs. al Ahzab; 12)

    Ibnu Kasir mengatakan di dalam kitab Bidayah juz 4 halaman 100 bahwa ini haditsnya gharib.

    Imam Thabarani mengeluarkan hadits yang panjang dari Ibnu Abbas r.a sebagaimana yang akan datang dalam bab Ta'yidat al Ghaibiyah dalam berkah makanan mereka, bab Maghazin.

    Lalu Rasulullah saw bersabda, "Dekatkan batu itu kepadaku".

    Mula-mula akulah yang memukul batu itu, kemudian Nabi saw berkata, "Bismillah", lalu memukul batu itu dan terbelah sepertiganya. Kemudian beliau saw berkata, "Allahu Akbar, kerajaan Rum, demi Tuhan Ka'bah", kemudian beliau memukul bagian yang lain dan terbelah lagi, seraya berkata, "Allahu Akbar, kerajaan Persia, Demi Tuhannya Ka'bah".

    Orang munafik yang berada di samping beliau berkata, "Kita menggali Khandak lalu dia memberikan kita kerajaan Persia dan Rum??? ".

    Haisami mengatakan bahwa hadits ini rijalnya rijal yang shahih kecuali Abdullah bin Ahmad bin Hambal dan Nuaim, keduanya tsiqah.

   

TAMIM AD DARI R.A MENGIRING API YANG KELUAR DARI LAHAR

Abu Nuaim mengeluarkan hadits dalam kitab Dalail halaman 212 dari Muawiyah bin Harmal r.a, lalu dia menyebutkan hadits yang terdapat perkataan; Telah keluar api dari lahar, kemudian Umar r.a datang kepada Tamim r.a seraya berkata, "Berdirilah, datangilah api itu".

   Tamim r.a berkata, "Wahai Amirul Mu'minin! Siapakah aku? Siapakah aku? " Tak henti-hentinya dia berbuat seperti itu sampai dia berdiri bersamanya. Lalu aku ikut keduanya pergi kepada api itu. Tamim ad Dari r.a menggiring lahar itu sehingga masuk lagi ke lubangnya dan Tamim r.a mengikutinya dari belakangnya.

   Umar r.a berkata, "Tidak ada orang yang melihat sebagaimana orang yang tidak melihat".

    Dan telah di keluarkan lagi oleh Imam Baihaqi sebagaimana dalam kitab Ta'yidat al Ghaibiyah di dalam bab ketaatannya api.

Friday 8 January 2016

ALA' BIN KHADRAMI MENYEBRANGI LAUTAN DENGAN KAUM MUSLIMIN

Abu Nuiam mengeluarkan hadits dalam kitab Hilyah juz 1 halaman 7 dari Sahmi bin Minjab r.a, katanya; Kami berperang bersama Ala' bin Khadhrami r.a lalu kami berjalan, sehingga kami sampai di suatu daerah yang terpisahkan oleh lautan yang luas.

    Dia berkata, "Wahai Dzat yang Maha Mengetahui..! Wahai Dzat Yang Maha Santun..! Wahai Dzat Yang Maha Tinggi..! Wahai Dzat Yang Maha Besar..! Sesungguhnya kami hamba Engkau, dan di dalam jalan Engkau kami berperang melawan musuh Engkau, yaa Allah jadikanlah untuk kami jalan".

    Lalu kami pun menyebrangi lautan tapi tidak satu tetes air pun membasahi telapak kaki kuda kami, akhirnya kami bisa mendatangi mereka.

    Dikeluarkan juga dari Abu Hurairah r.a dengan semisalnya, dengan tambahan; Maka ketika itu aku melihat Ibnu Muka'bir, dia adalah pekerja kota Kisra.

    Dia berkata aku duduk di atas kapal lalu kami sampai ke kota Faris.
Abu Nuaim mengeluarkan jugadalam kitab Dalail halaman 208 dari Abu Hurairah r.a dan Imam Thabarani darinya; dan Ibnu Abi Dunya dari sahmi bin Minjab dan Baihaqi dari Abu Hurairah r.a sebagaimana akan datang hadits-hadits mereka di dalam Taskhiril Bihar.

    Dan akan datang hadits mengenai kubur Said bin Abi Waqas r.a di sungai Dajlah pada hari Qadusiah. Di dalamnya ada perkataan Hujri bin Adiyi r.a "Apa yang mencegahmu untuk mengambil i'tibar kepada mereka (musuh) kecuali sungai kecil ini (Dajlah) ;

    "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah di tentukan waktunya….. " (Qs. Ali Imran; 145).

    Lalu dia menyebrangi dengan kudanya, maka ketika mereka menyebrangi, dan musuh melihatnya, lalu mereka berkata, "Telah datang jin Ifrit ". Kemudian mereka melarikan diri.

    Ibnu Abi Khatim mengeluarkan juga dari Habib bin Sahban

Tuesday 5 January 2016

KISAH SUNGAI NIL DI MESIR PADA ZAMAN UMAR R.A

Hafidz Abu Qasih al Lalikai mengeluarkan hadits dalam kitab Sunah dari Qais bin Hajaj r.a dari orang yang menceritakan kepadanya, katanya: Semasa dibukanya Mesir, maka datang penduduk kota Mesir kepada Umar bin Ash r.a, dan pada waktu itu dia adalah amirnya. Ketika dia masuk kota Buhnah dari bulan Ajam, mereka berkata, "Wahai Amirul Mu'minin..! Sesungguhnya  sungai Nil kami ini biasanya tidak mau mengalir kecuali taun itu saja."

    Umar r.a bertanya, "Mengapa?"

   Mereka menjawab, "Ketika malam tanggal 12 pada bulan ini kami sengaja mencari seorang perawan yang masih mempunyai kedua orang tua, lalu kami meminta izin kepada mereka dan kami memberikan kepadanya perhiasan dan pakaian yang paling bagus lalu kami jatuhkan dia  kedalam sungai Nil".

    Lalu Umar r.a berkata kepada mereka, " Sesungguhnya ini tidak ada dalam Islam dan Islam tidak akan mengubah sesuatu sebelumnya".

    Lalu mereka berdiri dan sungai Nil tidak mengalir sehingga mereka merasa susah. Kemudian Umar r.a menulis surat kepada Umar bin Khathab r.a mengadukan masalah itu. Maka Umar bin Khathab r.a membalas suratnya, "Sesungguhnya telah menimpamu  sesuatu yang kamu kerjakan  dan sungguh aku telah mengutusmu dengan kertas yang kecil yang aku masukkan  kedalam suratku, lalu jatuhkan kertas itu kesungai Nil".

    Kemudian dia menyebutkan hadits sebagaimana yang akan datang daam bab Ta'yidat Ghaibiyah Fi Taskirir Bihar, dan di dalam riwayat yang lain di katakan: Lalu jatuhkan keetas itu di dalam sungai Nil". Maka pada waktu pagi pada hari Sabtu sungguh Allah  telah mengalirkan sungai Nil setinggi 16 dhira' dalam satu malam, dan sungguh Allah telah menghilangkan kebiasaan pada tahun itu bagi ahli Mesir sampai hari ini.

    Sebagaimana dalam kitab Tafsir juz 3 halaman 464. Dan telah di keluarkan lagi oleh Ibnu Asakir dan Abu Syaih dan selainnya.